Tuesday 23 September 2014

Hukum Membaca Al-Ma’tsurat karya Hasan Al-Banna



Tanya:
Afwan ustadz, ana ada pertanyaan. Al-Ma’tsurat itu apa ya? Menurut teman, Al-Ma’tsurat isinya kumpulan wirid yang ma’tsur (yang dulu dipakai oleh Rasul). Mulai dari pertama sampai akhir ada dalil shahihnya. Bukan karangan Hasan Al-Banna. Beliau hanya mengumpulkan dan membantu mengurutkan wirid yang biasa digunakan Rasul supaya memudahkan kaum muslimin mempergunakan. Mohon penjelasannya ustadz. Apakah shahih wirid dan dzikir yang ada dalam Al- Ma’tsurat tersebut? Jazakallaahu khairan.
Jawab:
Tidak benar bahwa buku Al-Ma’tsurat karya Hasan Al-Banna hanya berisi hadits shahih, tetapi terdapat pula hadits lemah bahkan palsu. Selain itu, juga terdapat beberapa bentuk bid’ah pada sebagian isi buku tersebut. Hal ini terjadi karena Hasan Al-Banna bukanlah tergolong ke dalam ulama, melainkan hanya seorang pegiat dakwah sebagaimana yang dinyatakan oleh Syaikh Al-Albâny, Syaikh Muqbil, dan selainnya.
Tiada ulama ahlus sunnah terkenal pada masa ini yang menganjurkan untuk membaca buku tersebut. Masih banyak buku-buku dzikir yang lebih baik dan lebih bermanfaat.
Sumber: http://dzulqarnain.net/tentang-al-matsurat-karya-hasan-al-banna.html
Bolehkah Membaca Al-Ma`tsurot?
Pertanyaan:
Apa kita boleh membaca Al-Ma`tsurot? Tolong dijawab.
Jawaban:

Al-Ma`tsurat adalah kitab kecil yang berisi dzikir-dzikir dan do’a-do’a. Kitab ini ditulis oleh Hasan Al-Banna, pendiri gerakan Ikhwanul Muslimin yang beraqidahkan shufiyyah. Di dalam kitab tersebut tidak dijelaskan derajat haditsnya, apakah shahih, hasan atau dha’if, sehingga kita tidak merasa aman dan tenang dalam mengamalkannya, walaupun memang di dalamnya disebutkan sebagian hadits-hadits yang shahih.

Akan tetapi, kita mempunyai kaidah dalam mengambil ilmu (lihat tanya jawab dalam edisi sebelumnya) yaitu kita mengambil ilmu dari ahlus sunnah baik melalui lisannya ataupun kitab-kitab yang telah mereka tulis. Hendaklah kita hanya mengambil ilmu dari ahlus sunnah.

Tentang siapakah sesungguhnya Hasan Al-Banna, apa manhaj dan aqidahnya, bisa meruju’ kepada buku: “Hasan Al-Banna Seorang Teroris?”

Adapun dalam mengamalkan hadits, maka harus diperhatikan masalah keshahihannya. Yang shahih/hasan kita amalkan dan yang dha’if kita tinggalkan. Karena kalau kita mengatakan bahwa hadits ini shahih padahal dha’if berarti kita berdusta atas nama Rasulullah, sedangkan Rasulullah sendiri menyatakan: “Berdusta atas namaku tidak seperti berdusta atas nama orang lain dan barangsiapa yang secara sengaja berdusta atas namaku maka bersiap-siaplah tempat duduknya di neraka.” (Hadits Mutawaatir, lihat Muqaddimah Shahiih Muslim)

Banyak kitab yang ditulis oleh para ulama yang jauh lebih baik daripada kitab Al-Ma`tsurot, seperti Hisnul Muslim, karya Asy-Syaikh Sa’id bin Wahf Al-Qahthaniy, Al-Kalimuth Thayyib, karya Ibnu Taimiyyah dengan tahqiq Asy-Syaikh Al-Albaniy, Kalimah Thayyibah, karya Ibnul Qayyim dengan tahqiq Asy-Syaikh Salim Al-Hilaliy, dan kitab-kitab lainnya yang telah ditahqiq oleh para ulama.

Semoga kita selalu ditunjukkan kepada jalan yang lurus. Wallaahu A’lam.
Sumber: Buletin Al Wala’ wal Bara’ Edisi ke-24 Tahun ke-3 / 13 Mei 2005 M / 04 Rabi’uts Tsani 1426 H
Artikel Lainnya:

No comments:

Post a Comment